Tuesday, May 6, 2014

Penggunaan Obat Antibiotik yang Tepat

Penggunaan Obat Antibiotik

Pertanyaan :
Assalamu alaikum, di negara australi, sangat jarang dokter meresepkan antibiotik kecuali untuk kondisi penyakit yang sangat parah. Tapi di indonesia, orang sakit flu atau batuk saja pasti diresepkan antibiotik.
Apa akibatnya bagi kesehatan jika terlalu sering mengkonsumsi antibiotik? dan apakah memang ada standar internasional bagi dokter dalam pemberian obat antibiotik kepada pasien? Wassalam
Dari Abu Ayoub
Jawaban:
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh.
Terima kasih atas pertanyaan yang Bapak berikan kepada kami.
Sangat menarik memang mencermati peresepan antibiotik di Indonesia. Dibandingkan dengan negara yang dikategorikan maju, seperti Australia, peresepan antibiotik di Indonesia memang masih sangat sering terjadi, bahkan pada kasus-kasus yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotik, seperti yang Bapak contohkan, flu dan batuk ringan.
Benar bahwasanya hampir setiap penyakit infeksi dewasa ini telah memiliki prosedur panduan (guideline) terapi yang bersifat internasional, diantaranya adalah kapan dan pada kondisi apa dibolehkan menggunakan antibiotik untuk mengatasi infeksi tersebut. Bahkan termasuk jenis antibiotik lini pertama, kedua, dan seterusnya untuk setiap penyakit. Meskipun begitu, kebanyakan guideline tersebut dibuat berdasarkan kondisi di negara maju, dan bukan di negara berkembang, dimana kasus-kasus penyakit infeksi masih sangat jamak terjadi (yang sudah jarang ditemukan di negara maju), sehingga tetap dibutuhkan penyesuaian berdasarkan masing-masing daerah, pola penyakit di daerah tersebut, pola kerentanan bakteri (antibiotik ditujukan untuk bakteri, bukan untuk virus, atau jamur) di daerah tersebut, ketersediaan obat, dan kondisi kesehatan masing-masing pasien. Jadi bisa dikatakan, guideline hanya bersifat memandu secara umum, namun untuk penggunaan antibiotik pada masing-masing individu, tetap harus menyesuaikan dengan berbagai macam faktor yang kami sebutkan diatas, sehingga bisa saja pola peresepan antibiotik menjadi berbeda dengan yang ada di guideline maupun di negara maju.
Namun terlepas dari hal tersebut, peresepan antibiotik idealnya memang harus dilakukan dengan hati-hati dan tepat guna, untuk menghindari beberapa hal berikut ini:
1. Matinya flora normal tubuh yang menguntungkan (yang kebanyakan berupa bakteri yang tidak membahayakan, namun justru berfungsi menekan pertumbuhan bakteri merugikan, seperti bakteri di usus) sehingga keseimbangannya flora tubuh terganggu dan bakteri yang tidak menguntungkan tubuh justru dapat berkembang biak dan menyebabkan penyakit.
2. Antibiotik adalah obat yang perlu dimetabolisir dan dibuang keluar dari tubuh, sehingga rutin mengkonsumsinya tanpa ada indikasi yang jelas dapat memperberat fungsi liver dan ginjal sebagai organ yang berperan dalam metabolisme dan pembuangan sisa obat. Bahkan pada kondisi yang ekstrim, dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ tersebut.
3. Timbulnya efek samping merugikan dari antibiotik, sebagaimana yang biasanya tercantum pada label kemasan atau petunjuk farmakologis.
4. Timbulnya resistensi atau kekebalan bakteri terhadap antibiotik. Hal ini merupakan dampak yang sangat berbahaya, karena mutasi bakteri terjadi jauh lebih cepat dibandingkan dengan penemuan jenis antibiotik baru yang mampu mengatasinya. Sehingga jika bakteri cepat resisten, maka antibiotik yang ada tidak akan mampu mengatasinya dan infeksi menjadi sangat sulit untuk diobati, dan mengakibatkan tingginya tingkat kecacatan atau kematian akibat infeksi tersebut.
Oleh karena itu, para praktisi kesehatan memang sangat dianjurkan untuk meresepkan antibiotik hanya jika benar-benar ada indikasi penggunaannya, dengan durasi yang terbatas, dan tidak mudah terintimidasi oleh produsen obat maupun pasien yang mendesak untuk diberi antibiotik karena faktor “cemas” atau “tidak puas jika belum diberi antibiotik”. Disamping itu, masyarakat juga dihimbau untuk menjadi konsumen yang cerdas dan rasional dalam mengkonsumsi obat-obatan, khususnya antibiotik, antivirus, dan sejenisnya, dan bukannya mengikuti kecenderungan emosional semata.
Semoga bermanfaat.
Dijawab oleh dr. Hafidz (Pengasuh Rubrik Kesehatan KonsultasiSyariah.com)
KonsultasiSyariah.com didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.
Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.
  • SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
  • DONASI hubungi: 087 882 888 727
  • Donasi dapat disalurkan ke rekening: 4564807232 (BCA) / 7051601496 (Syariah Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial
  • Keterangan lebih lengkap: Peluang Menjadi Sponsor dan Donatur

Sumber : konsultasisyariah.com

No comments:

Post a Comment

Buku Tamu


Try Relay: the free SMS and picture text app for iPhone.